ORION adalah rasi bintang di langit yang dikenal sebagai rasi bintang sang pemburu. Dengan 3 bintang sejajar dan 4 bintang yang melingkupinya, rasi ini mungkin merupakan salah satu rasi bintang yang paling mudah dikenali di angkasa. Letaknya di ekuator langit, terlihat dari hampir seluruh bagian bumi. Di Indonesia rasi ini dikenal sebagai Waluku, pertanda bagi petani untuk mulai membajak sawah. Orion tampak paling jelas pada pukul 21:00 selama bulan Januari-Februari. Rasi bintang Orion bisa dilihat di langit sebelah barat.
Untuk melihat Orion sebagai seorang pemburu, kita bisa berimajinasi. 3 bintang sejajar yang cukup terang; Alnitak (zeta Orionid), Alnilam (epsilon Orionid), Mintaka (delta Orionid) membentuk sabuk sang pemburu. Bergeser ke sebelah selatannya, tiga buah bintang yang lebih redup menandakan pedangnya. Di ujung sebelah kiri, bintang Betelgeuse (alpha Orionids) digambarkan sebagai bahu Orion. Di bawahnya secara diagonal terdapat bintang Rigel (Beta Orionids) yang membentuk kaki Orion.
Mengenal Orion Dalam Mitologi
ORION adalah seorang
raksasa rupawan yang dianugerahi kemampuan berjalan di atas air oleh ayahnya
Poseidon. Suatu waktu dia pernah mengabdi pada Raja Oinopion dari Khios (Chios)
sebagai seorang pemburu, namun dia dibutakan matanya lalu diusir dari pulau
setelah melecehkan seorang puteri raja bernama Merope. Kemudian Orion berkelana
menyebrangi lautan menuju Lemnos dan memohon pertolongan dewa Hephaistos agar
menyembuhkan penglihatannya. Dengan meminjamkan seorang pengikutnya bernama Kedalion,
sang dewa memandu Orion berkelana menuju tempat matahari terbit, dimana dewa Matahari
akan memulihkan penglihatannya. Ketika kembali ke Yunani, Orion segera mencari
Raja Oinopion, namun sang raja telah bersembunyi di dalam bilik dari perunggu
di bawah tanah untuk menghindari pembalasan dendam Orion. Setelah itu Orion
pergi menuju pulau Delos atau Krete dan menjadi rekan berburu dewi Artemis
(dewi perburuan). Orion meninggal sewaktu mengabdi pada Artemis lalu jasadnya
ditempatkan di antara bintang-bintang sebagai konstelasi Orion.
Peristiwa-peristiwa
kematian mengenai Orion berhubungan satu sama lain. Ada sebuah versi yang
menceritakan tentang Orion yang berniat menikahi Artemis, namun Apollon (saudara
Artemis) menjebak Artemis agar menembak mati Orion dengan menggunakan panah
ketika Orion sedang berenang di tengah lautan. Versi lain menceritakan tentang
Artemis yang membunuh Orion dengan sengaja setelah Orion melecehkan seorang
pengikutnya bernama Oupis. Akan tetapi cerita yang paling umum adalah tentang
Orion yang membual akan membunuh semua binatang di muka bumi, lalu Ibu Bumi
mengirimkan seekor kalajengking raksasa untuk menghancurkannya. Kedua raksasa,
Orion dan kalajengking kemudian ditempatkan di antara bintang-bintang, dimana
jika yang satu terbit maka yang lain tenggelam.
Bangsa Boiotans
memiliki versi mereka sendiri tentang mitologi yang berhubungan dengan
konstelasi sang pemburu. Menurut versi mereka, Orion dilahirkan ketika tiga
dewa Zeus, Poseidon dan Hermes mengencingi sebuah tempat persembunyian kerbau
lalu menguburnya di dalam bumi untuk memberikan Raja Hyrieus seorang putera.
Anak laki-laki tersebut benama Orion (Urine/Ourious/Gunung Oros), dia juga
dikenal dengan nama Kandaon. Putera dan puterinya merupakan pahlawan-pahlawan
yang mati untuk kota Thebes.
Mitologi tentang Orion
sebenarnya menyerupai mitologi tentang para pemburu dari wilayah Boiotian. Sang
pemburu Kephalos, contohnya, juga dikatakan telah merayu dewi Eos sewaktu
berburu di gunung Kithairon. Yang lainnya, Aktaion, dibunuh selama perburuan
ketika dia tengah memata-matai Eos di pemandian, menurut beberapa orang dia
berusaha menjadikan Eos mempelainya. Dan yang terakhir, raksasa Boiotian yang
dilahirkan di bumi bernama Tityos gagal mencelakakan dewi Leto (seperti Orion
yang berusaha mencelakakan Oupis) lalu dihancurkan oleh Apollon dan Artemis
dengan menggunakan panah mereka.
ORANGTUA
[1.1] POSEIDON &
EURYALE (Hesiod Astronomy Frag 4, Pherecydes Frag, Apollodorus 1.25, Hyginus
Astronomica 2.34)
[1.2] POSEIDON (Valerius Flaccus 4.104)
[2.1] GAIA (Apollodorus 1.25)
[2.2] HYRIEOS (Parthenius 20, Antoninus Liberalis 25) [2.3] Born of GAIA & an oxhide soaked with the urine of ZEUS, POSEIDON, & HERMES (Hyginus Fabulae 195 & Astr 2.34, Ovid Fasti 5.493, Servius ad Aeneid 10.763, Nonnus Dionysiaca 13.96)
[3.1] OINOPION (Servius on
Virgil's Aeneid 10.763)
KETURUNAN
[1.1] 50 x sons (by the Kephisides) (Corinna Frag 655)
[2.1] THE KORONIDES (Antoninus Liberalis 25, Ovid Metamorphoses 13.685) [3.1] DRYAS (Statius Thebaid 7.255) |
ENSLIKOPEDIA
ORI'ON (Oriŏn), adalah
putera Hyrieus dari Hyria di Boeotia, seorang raksasa dan pemburu yang sangat
tampan dan bangsa Boeotians memanggilnya Kandoan. (Hom. Od. Xi. 309; Starb. Xi.
P. 404; Tzetz. Ad Lyc. 328.). Suatu ketika dia datang ke Chios (Ophiusa), lalu
jatuh cinta pada Aero, atau Merope, puteri Oenopion dari seorang peri bernama
Helice. Dia membebaskan pulau dari para binatang-binatang bengis lalu membawa
rampasan dari perburuan sebagai hadiah untuk kekasihnya; namun Oenopion terus
menerus menunda rencana pernikahan, hingga suatu hari Orion mabuk lalu memaksa
masuk ke dalam kamar tidur sang gadis. Oenopion kemudian memohon bantuan
Dionysus, yang mengakibatkan Orion dilemparkan ke dalam tidur panjang oleh
satyrs (separuh manusia separuh binatang), yang akhirnya membutakan matanya.
Diberitahu oleh seorang peramal bahwa dia bisa memulihkan penglihatannya jika
mau pergi ke timur lalu menunjukan bola matanya kepada sinar matahari yang
terbit, maka dengan mengikuti bunyi palu Cyclops, Orion pun pergi ke Lemnos,
dimana Hephaestus memberikannya Cedalion sebagai pemandu. Setelah
penglihatannya pulih, Orion kembali ke Chios untuk balas dendam, namun Oenopion
telah disembunyikan oleh rekan-rekannya, Orion tidak bisa menemukannya, lalu
dia meneruskan perjalanan menuju Crete, dimana dia hidup sebagai seorang
pemburu bersama Artemis. (Apollon. i. § 3; Parthen. Erot. 20; Theon, ad Arat.
638; Hygin. Poet. Astr. ii. 34.) Penyebab kematiannya, yang terletak entah di
Crete atau Chios, dinyatakan secara berbeda-beda. Menurut beberapa orang Eos
yang mencintai Orion karena ketampanannya, memboyongnya pergi, namun para dewa
sangat marah, lalu Artemis membunuhnya dengan menggunakan panah di Ortygia
(Hom. Od. v. 121); menurut yang lainnya Orion dicintai oleh Artemis, dan
Apollon yang geram terhadap kasih sayang saudarinya kepada Orion, menantang
Artemis menembakan busurnya pada sasaran yang ditunjukan kepadanya di lautan
nun jauh. Kemudian Artemis menyanggupinya lalu menembaknya, namun sasaran
tersebut ternyata adalah kepala Orion yang sedang berenang. (Hygin. I. c.; ov.
Fast. v. 537).
Catatan ketiga
menyatakan bahwa Orion memendam cinta terlarang untuk Artemis, dia menantang
Artemis dengan permainan cakram, atau dia akan mencelakakan Upis, yang tertulis
dalam catatan Artemis memanahnya, atau mengirimkan seekor kelajengking raksasa untuk
membunuhnya. (Serv. ad Aen. i. 539; Horat. Carm. ii. 4. 72; Apollod. i. 4. §
5.) Catatan keempat, mengatakan bahwa Orion membual akan menaklukan setiap
binatang, dan akan membebaskan bumi dari para binatang bengis; namun bumi
mengutus seekor kalajengking untuk membunuhnya. (Ov. Fast. v. 539, &c.)
Asclepius ingin menghidupkan Orion, namun dibunuh oleh Zeus dengan sambaran
petir. Catatan mengenai orangtua serta tempat kelahiran Orion beragam dari
penulis yang berbeda-beda, beberapa orang memanggilnya putera Poseidon dan
Euryale (Apollon, i. 4. § 3), dan yang lainya mengatakan bahwa Orion dilahirkan
di bumi, atau putera Oenopion. (Serv. ad Aen. i. 539, x. 763) Belakang Orion
dipanggil seorang Theban, atau Tanagraean, namun mungkin karena Hyria, tempat
kelahirannya, kadang-kadang dikuasai oleh Tanagra, dan kadang-kadang dikuasai
oleh Thebes. (Hygin. Poet. Astr. ii. 34; Paus. xi. 20 § 3; Strab. ix. p. 404)
Setelah kematiannya, Orion ditempatkan di antara bintang-bintang (Hom. II.
xvii. 486, &c., xxii. 29, Od. v. 274), dimana dia muncul sebagai seorang
raksasa dengan sabuk, pedang, kulit singa serta gada. Sebagai konstelasi yang
terbit dan tenggelam dipercaya bahwa kemunculan Orion diikuti oleh badai dan
hujan, dia sering kali disebut imbrifer (yang memberi hujan), nimbous (yang
dikelilingi oleh awan mendung), atau aquosus (yang berlimpahan air). Makamnya
ditunjukan terletak di Tanagra. (Paus. ix. 20.& 3.)
Source:
Dictionary of Greek and Roman Biography and Mythology
Homer, Illiad 18. 43 ff
(trans. Lattimore) (Greek epic C8thB.C.):
“[Hephaistos menghiasi perisai Akhilleus dengan gambar alam semesta di atasnya:] Di atasnya dia membuat bumi, dan langit, dan lautan, dan matahari yang kekal, dan bulan yang utuh, dan di atas semua itu konstelasi-konstelasi yang mempercantik surga, Pleiades dan Hyades dan kekuatan sang Orion serta sang Beruang, yang orang-orang beri nama Wagon (kereta), yang berbelok ke tempat yang tetap dan dia memandangi Orion dan dia sendiri tidak pernah jatuh ke dalam Okeanos (Ocean/Samudera).”
Homer, Illiad 22.16 ff:
“Bintang itu [Seirios bintang-anjing] yang datang di musim gugur dan yang terkemuka keterangannya yang jauh lebih cemerlang daripada sejumlah bintang-bintang di kegelapan malam, bintang itu mereka beri nama anjingnya Orion (Kynos Orionos), yang paling terang di antara bintang-bintang, dan dijadikan sebagai pertanda kemalangan yang menyebabkan wabah penyakit bagi mahluk-mahluk fana yang tidak beruntung.”
Homer, Odyssey 5. 121
ff (trans. Shewring) (Greek epic C8th B.C.):
“[Kalypso meratapai kepergian Odysseus:] 'Kau tak kenal ampun, kau dewa-dewa, kau marah melebihi semua mahluk hidup; kau iri jika tanpa penyamaran seorang dewi menjadikan seorang pria kawannya, suami tercintanya. Jadi, ketika Eos mengangkat jari kemerahannya untuk memilih Orion bukan kau dewa-dewa yang hidup dengan segala kemudahan, kau iri padanya, sampai Artemis yang suci dalam pakaian keemasannya datang mengunjunginya dengan anak panah yang halus itu lalu membunuhnya dengan kejam di Ortygia.”
Homer, Odyssey 11. 312 ff :
“Otos kawan para dewa dan yang termasyur Ephialtes; mereka adalah manusia-manusia paling tinggi dan paling tampan, yang pernah dipelihara oleh bumi yang subur ini. Hanya untuk yang tak tertandingi Orion.”[N. B. Raksasa Otos dan Ephialtes dikenal sebagai Aloadai]
Homer, Odyssey 11. 572:
“[Odyssey melihat bayangan pahlawan-pahlawan yang mati di Underworld:] Selanjutnya aku melihat Orion yang besar, menunggangi binatang buas di lapangan asphodel, binatang buas yang sama dengan yang dibunuhnya di atas pegunungan yang sepi, dia menggenggam tongkat kebesaran dari perunggu di tangannya, yang tidak akan pernah retak.”
Hesoid, Astronomy
Fragment 4 (dari Pseudo Eratosthenes Catasterism Frag 32) (trans. Evely White)
(Greek epic C8th or C7th B. C.) :
“Orion-Hesiod mengatakan bahwa dia adalah putera Euryale, puteri Minos, dan Poseidon, dan dia dianugerahi kekuatan berjalan di atas ombak bagaikan berjalan di permukaan tanah. Ketika dia datang ke Khios (Chios), dia membuat marah Merope, puteri Oinopion (Oenopion), karena mabuk, namun ketika mengetahuinya Oinopion sangatlah jengkel dan murka lalu dia membutakan matanya lalu mengusirnya dari negeri. Kemudian dia datang ke Lemnos sebagai seorang pengemis dan di sana bertemu dengan Hephaistos yang mengasihaninya lalu memberikannya Kedalion (Cedalion) pelayannya sendiri untuk memandunya. Lalu Orion mengambil Kedalion dan mendudukannya di atas bahunya sedangkan dia menunjukan jalan. Kemudian dia tiba di timur untuk bertemu dengan Helios (sang Matahari) minta disembuhkan. Setelah itu dia kembali lagi kepada Oinopion untuk menghukumnya; namun Oinopion disembunyikan oleh orang-orangnya di bawah tanah. Merasa kecewa, lalu, dalam pencariannya menemukan sang raja, Orion pergi ke Krete dan menghabiskan waktunya berburu dengan ditemani oleh Artemis dan Leto. Dia mengancam akan membunuh setiap binatang yang ada di muka bumi, setelah itu, dalam kemarahannya, Ge (sang Bumi) mengutus seekor kalajengking yang sangatlah besar yang menyengatnya lalu menewaskannya. Sesudah itu berkat doa Artemis dan Leto, Zeus menempatkannya di antara bintang-bintang, karena kejantanannya,begitu juga dengan kalajengking sebegai kenang-kenangan atas apa yang telah terjadi.”[.]
Komentar
Posting Komentar